Persiapan Pernikahan - Part 1




Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang paling sering kita dapatkan ketika memasuki usia senja bahkan telah melewati senja. tidak sedikit orang menjadi frustasi bahkan menyesali pernikahannya karena telah salah memilih pasangan. belum lagi faktor-faktor lain yang membuat kepala kita rasanya mau pecah. belum lagi urusan hati yang belum selesai dalam kisah sebelumnya.

di zaman milineal ini kita dituntut untuk memiliki karir dan pendidikan yang bagus, ditengah-tengah harga kebutuhan pokok baik sandang, pangan dan papan yang selalu meningkat. bayangkan bagaimana sepasang kekasih mengatur tabungan untuk pernikahannya, belum lagi tuntutan dari keluarga kedua belah pihak. hmmm..... mungkin nantinya bisa jadi akan bermunculan orang-orang yang mulai malas menikah, karena berfikir menikah itu ribet dan menyusahkan.

Tapi, taukah kamu menikah itu memiliki banyak sekali manfaat , hmmm ...

Di dalam buku Marital Therapy, dijelaskan bahwa menurut beberapa penilitian yang dilakukan di Amerika , ditemukan bahwa pria yang sudah menikah lebih sedikit jumlahnya yang sakit dibandingkan pria yang belum menikah. mereka yang sudah menikah lebih jarang menggunakan cutinya untuk pergi ke dokter karena derita yang dialaminya. Penelitian lain yang dilakukan terhadap pasien dengan penyakit kanker memperlihatkan bahwa mereka yang sudah menikah memiliki kemampuan bertahan hidup 23% dibandingkan mereka yang belum menikah. Para peneliti menyatakan bahwa bertambahnya harapan hidup ini diperoleh dari perlindungan emosi dan dukungan sosial yang dihasilkan dari pernikahan.

Tapi, tidak banyak juga yang karna pernikahan membuat hidupnya seperti di neraka. 

ada banyak faktor yang mempengaruhi sebuah pernikahan dapat berhasil atau bahkan gagal.
banyak yang bilang :
"sebelum menikah dia kok baik ya, tapi setelah menikah dia berubah."
"sebelum menikah itu dia tidak kasar, tapi setelah menikah ia jadi kasar dan mudah marah"
"sebelum menikah dia gak pernah ngambekan, tapi setelah menikah kesalahan kecil dibesar-besarkan"
"sebelum menikah dia baik ke teman-teman saya, tapi setelah nikah kok dia sering cemburuan bahkan melarang saya pergi dengan teman-teman saya"

Nah... looooh... 
whats going on.... 

Ternyata banyak hal yang tidak kita ketahui tentang pasangan kita sebelum menikah.. hmm..

Jadi selama pacaran ngapain aja sis? 

Nonton ? Dinner ? Jalan-jalan bareng ? Melakukan hobi bareng ? Manja-manjaan ?
Romantis-romantisan ?
sebatas itu saja ?

Masa pacaran merupakan masa yang penting sebelum memasuki pernikahan. selama masa pacaran kita bisa saling mengenal lebih dalam tentang karakter serta kehidupan pasangan kita. sering sekali saya dengar dan lihat sendiri banyak pasangan yang ketika berpacaran dan memutuskan untuk menikah lebih mementingkan dan memusingkan bagaimana persiapan "pesta" pernikahan dibaningkan kehidupan pernikahan yang sesungguhnya.

Mempersiapkan pernikahan bukan hanya sebatas mempersiapkan gedung, makanan, dekorasi, persetujuan orang tua, undangan dan sebagainya. sayang sekali kalau masa pacaran kita terbuang hanya untuk mempersiapkan "pesta" dibandingkan mempersiapkan kehidupan yang sesungguhnya yang akan kita jalani selama sisa hidup kita nanti.

Setiap kehidupan pernikahan memang memiliki masalahnya masing-masing dan selama kita hidup masalah dan kesulitan akan selalu ada, namun bagaimana kita dan pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian kehidupan tersebut. dan ingat kita bukan satu-satunya orang di duania ini yang akan mengalami ujian tersebut, sudah banyak contoh dalam dunia ini yang bisa kita pelajari.

Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pernikahan salah satunya karena banyaknya perbedaan baik pendapat maupun karakter dari pasangan. contohnya : kamu maunya punya anak 2, sedangkan suami/istri kamu maunya punya anak 4. atau sebaliknya suamimu hanya merasa mampu menafkahi 2 anak saja tetapi kamu ingin memiliki anak lebih dari 2. Jika hal ini tidak dibicarakan sebelum memasuki pernikahan, bisa jadi hal ini akan menjadi faktor konflik pernikahanmu suatu saat nanti, dan bukan hanya kalian saja yang mempermasalahkan ini, bisa jadi jika anak ke 3 atau ke 4 yang tidak diinginkan oleh salah satu pasangan membuat perlakuan terhadap anak tersebut sedikit buruk. dampaknya anak tersebut menderita dan akan merasa kekurangan kasih sayang, merasa tidak diinginkan sehingga memiliki harga diri yang rendah. ini akan sangat bahaya untuk kehidupanya bahkan ketika anak tersebut menikah. Pikirkan itu ! masalah pernikahan bukan hanya soal kamu dan pasangan kamu, tetapi memiliki dampak yang besar untuk anak-anak kita nanti bahkan sampai pernikahannya bahkan anak-cucunnya nanti !


Salah satu buku yang saya baca, Banyak Cocok Sedikit Cekcok saya menemukan catatan penting hasil penelitian penulis selama menangani konseling pernikahan dimana jika kita lebih banyak cocoknya dengan pasangan, maka akan sedikit cekcoknya. Setidaknya ada 5 hal kecocokan/kesepadanan yang perlu kita pertimbangkan  sebelum memasuki pernikahan :

a. Sepadan dalam hal fisik
    Ini menyangkut postur, usia dan kesehatan fisik. Apa kamu menerima dan bangga dengan fisik pasangan kamu ? Jika Kamu merasa malu, kamu akan kurang bangga menggandeng dan memperkenalkannya pada orang lain.
Fisik ini relatif, tapi ingat fisik juga tidak menjamin kepribadian yang baik seseorang. hal ini perlu diperhatikan untuk mengingatkan kita, mungkin saat ini pasangan kita baik-baik saja, tapi jika sesuatu hal terjadi dengan pasangan kita yang membuat keadaan fisiknya jauh berubah dari sebelumnya, apakah kita masih bisa menerima ? atau kita saat ini hanya menjadi korban dari standar-standar yang dibuat oleh media ?

b. Latar belakang sosial-ekonomi
    Jika terlalu jauh kesenjangannya, akan menimbulkan friksi tajam, terutama dalam pergaulan sosial dan hubungan kekerabatan. sebaiknya ada kesepadanan di bidang ekonomi. Soal keuangan sangat sensitif bagi beberapa orang. Mungkin saat pacaran semua baik-baik saja dan saling menerima. tetapi dalam pernikahan hal ini akan sangat mengganggu ketika terjadi konflik. contohnya jika wanita yang lebih mampu dan memiliki gaji yang jauh berbeda dengan suaminya, si wanita merasa memenuhi kebutuhan hidup dan suaminya akan merasa minder sebagai kepala rumah tangga. jika dibiarkan berlarut-larut dan dipendam suatu saat dalam keadaan terdesak, dalam keadaan lelah perbedaan ini akan menjadi pemicu keributan besar. contoh lain ketika keluarga salah satu pasangan yang lebih tinggi status sosialnya tidak menyukai atau terkadang malu memperkenalkan keluarga pasangannya yang status sosialnya jauh lebih rendah kepada khalayak ramai, maka ini akan menghambat keintiman kedua keluarga, dan akan menimbulkan banyak luka.

c. Faktor Pendidikan
    Sebaiknya juga jangan terlalu berbeda. salah satu hambatannya nanti saat menikah adalah dalam membangun keintiman intelektual. kenapa faktor pendidikan penting ? misalkan kamu lulusan Doktor dan pasangan kamu hanya lulusan SD atau SMP. akan ada perbedaan pola pikir, pandangan dan bahasa yang digunakan. kamu membicarakan soal A , tetapi pasangan kamu tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. suatu saat kalian akan lelah dan merasa gak nyambung. perasaan gak nyabung, gak cocok, lelah terhadap pasangan dapat menimbulkan keinginan seseorang untuk memiliki teman lain yang bisa diajak berbicara, yang bisa mengerti dan memahami pola pikirnya. kalau ia menemukan yang satu jenis kelamin dengan dia, kalau "nyaman" sama wanita lain atau pria lain ? hmmm selingkuh deh.. Bahaya kan ?

d. Iman 
    Kalau sama keyakinan tentu relatif akan lebih aman setidaknya karna prinsip hidup yang dijalani sejalan. akan lebih baik jika iman yang dianut adalah iman yang batiniah bukan lahiriah. Iman yang dihidupi bukan sekedar ritual. jika prinsip dan tingkat keimanan kita pun sepadan dengan kita maka ketika badai kehidupan datang, setidaknya kita sama-sama tahu bagaimana untuk bertahan dan berharap terhadap apa yang kita percayai. kita bisa saling menguatkan, saling mendoakan.

e. Kepribadian/Karakter
   Sebaiknya usahakan mengenali karakter pasangan dengan baik, dan kamu yakin akan dapat berdampingan dengannya seumur hidup. sekarang sudah banyak alat tes mengenal kepribadian pasangan kok. sikap bisa untuk diperbaiki, tapi karakter sulit untuk dirubah. banyak ditemukan mereka yang bilang "aku akan berubah setelah menikah nanti" nyatanya ketika menikah ia justru lebih parah. karena ketika sudah menikah ia merasa kamu sudah menjadi miliknya dan tidak ada lagi batasan untuknya berbuat apapun terhadapmu.


Nah, coba pertimbangkan. apakah kamu dan pasangan cukup sepadan atau ada perbedaan menyolok ? usahakan jembatani perbedaan itu sebelum menikah. Jangan paksakan masuk rumah nikah jika konflik masih tajam atau terlalu sering. Berbahaya sayang !

Kamu dan pasangan harus yakin bahwa kalian cukup mampu menghadapi dan mendampingi pasangan dalam jangka waktu yang sangat panjang (seumur hidup). Kalau tidak begitu yakin, tundalah. Kalau tidak sangat yakin, akhirilah hubungan itu sebelum ada relasi emosi yang mendalam.

Tulisan di part berikutnya masih akan berhubungan seputar dengan pra - pernikahan...
semoga bermanfaat dan mari merenung sama-sama untuk menyelamatkan sisa hidup kita kedepanya :)




Comments

  1. Keren kak... Waiting for next part....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tengkiyuuu, doakan semoga cepat rilis.. semoga bermanfaat :)

      Delete
  2. Thanks infonya. Oiya bicara persiapan pernikahan, ada juga loh hal penting yang harus dibicarakan dengan pasangan sebelum membina bahtera rumah tangga. Tentu saja terkait keuangan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya konflik di kemudian hari. Cek disini ya man teman: Penting, masalah keuangan yang harus dibicarakan dengan pasangan sebelum menikah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Backpackeran ke Belitung - Part 3

Fakta Menarik tentang Christiano Ronaldo Dos Santos Aveiro